Ucapan Selamat Wisuda dari Korban-korban PHP

masnunung - Ada satu papan nama berukuran besar di depan taman Hotel CK, Batu 8 Atas, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau yang menarik perhatian saya. Padahal sore itu, Kamis, 27 Fenruari 2020, saya sudah melewati halaman hotel tersebut.

Pas saya menengok ke kanan, sekilas terlihat tulisan yang menurut saya sangat unik. Selama berkali-kali melewati depan Hotel CK, dan berkali-kali pula saya melihat momen wisuda, baru kemarin sore itu saya rela balik. Memutar kendaraan, pada jarak putar dengan tempat papan bunga tadi kira-kira 200 meter.

papan nama wisuda

Hari itu memang jalan raya Batu 8 Atas, khususnya di dekat Hotel CK seolah menjadi kebun bunga. Sudah jamak di Kota Tanjungpinang, kalau ada yang diwisuda anggota keluarganya memesan ucapan papan bunga.

Deretan papan punga ini tak hanya di depan hotel, melainkan hingga mengular ke tepi jalan menuju dan setelah hotel. Kata-kata yang dipakai para pembuat papan ucapan bunga masih sama.

Kalimatnya dari dahulu ya seperti itu, baris pertama adalah ucapan selamat dan sukses atas diwisudanya, lalu di bawahnya nama lengkap wisudawan atau wisudawati disertai gelar sarjananya, di bawahnya orang yang mengucapkan selamat.

[Kesabaran yang membuahkan hasil, bisa menjadi inspirasi]

Saya memang tak pernah mengukur, satu papan bunga ucapan itu berapa kali berapa centimeter. Mungkin dua meter kali satu meter atau satu setengah meter tingginya. Nah, papan bunga yang akan kita bahas kali ini sengaja dipesan dua papan. Artinya dua papan tadi disambung jadi satu. Pantas saja tulisannya sangat jelas terlihat oleh saya.

Tempat menaruhnya juga persis di depan papan nama Hotel CK. Mungkin tempat ini sudah dipesan, karena papan nama di sebelahnya bukan milik warga biasa. Melainkan dari instansi atau lembaga pendidikan lain dan instansi pemerintahan.

Wisuda dan Korban PHP

Terus terang saya kurang paham apa maksudnya papan bunga ucapan selamat wisuda ini. Baris pertama biasa banget, bahkan tidak kreatif. Baris kedua soal nama, ya nggak bisa saya katakan namanya tidak kreatif, lha membuat nama saja kalau di kampung saya di Pati, Jawa Tengah sana, ada acaranya. Mengundang tetangga kanan kiri. Jadi soal tulisan nama orang yang wisuda itu seolah sudah pakem. Lha kalau diganti nanti orang malah bingung.

Nah, pada baris terakhir itulah unik dan kreatifnya si pemesan papan nama bunga. Kalau boleh saya tuliskan, seperti ini susunannya:

Selamat Sukses
Atas Wisuda
CXXXX RXXXXXXXXXX, SE
Korban - korban PHP mu

Hehe, coba sobat baca tulisan saya di atas. Ucapan selamat wisuda ini rupanya dikirimkan oleh korban-korban PHP. Setahu saya kalau satu orang, tentu nulisnya korban saja. Tetapi ini korban-korban berarti lebih dari satu.

Sementara PHP yang pas menurut saya untuk konteks kalimat tersebut adalah Pemberi Harapan Palsu. Biasanya istilah ini dikaitkan dengan bidang eh urusan asmara.

Atau biar sobat juga memiliki perbandingan, satu lagi istilah PHP ialah Hypertext Preprocessor adalah bahasa skrip yang dapat ditanamkan atau disisipkan ke dalam HTML. PHP banyak digunakan untuk memprogram situs web dinamis. Selain itu PHP dapat digunakan untuk membangun sebuah CMS.

Masa ucapan selamat wisuda dikirimkan oleh para wemaster, kan kayaknya nggak cocok banget ya.

Saya jadi berpikir, coba seandainya para korban PHP di papan bunga di atas menuliskan nama-namanya dengan jelas, pasti akan lebih ramai.

Ketika saya browsing, istilah PHP pernah berjaya beberapa tahun lalu. Sebuah kondisi di mana seseorang dianggap telah memberikan perhatian terlalu tinggi sehingga yang ada di bayangan orang lain ialah sebuah hubungan yang dinamis dan romantis.

Sementara, ada juga pihak yang menuliskan soal PHP itu. Ia mengatakan, sebenarnya, tidak ada yang namanya Pemberi Harapan Palsu atau PHP.

[Sikap guru yang satu ini akan membuat sobat berpikir untuk selalu menghormatinya]

Lantas? Ia menuliskan yang ada hanyalah mungkin ada orang yang terlalu tinggi menganggap perlakuakn seseorang terhadapnya. Salah satu faktor terjadinya PHP adalah karena harapan yang kita bangun terlalu tinggi, terlalu jauh, dan mungkin sudah di luar batas.

Orang yang akhirnya menganggap dirinya korban mungkin terlalu menikmati kenyamanan itu. Padahal seseorang itu nganggepnya biasa saja. Ih jadi pro dan kontra ya rupanya urusan pehape ini.

Bagaimana menurut sobat semua? ***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel