Pendidikan Karakter Anak Ala Kemdikbud

Masnunung - Siapa sih orang tua yang tak menginginkan sukses mengajarkan karakter anak demi tumbuh kembang mereka?

Karakter akan terbentuk dari banyak hal. Ketika seorang anak baru lahir, maka lingkungan terdekatnya yaitu keluarga berperan penting untuk menularkan karakternya.

Berikut pendidikan karakter anak yang saya kutip dari Instagram Kementerian Pendidikan Republik Indonesia, kemdikbud.ri.

1. Memberikan penghargaan saat anak melakukan hal positif.

Meski anak-anak, secara naluriah mereka memiliki kreativitas sesuai dengan tingkatan mereka. Yang baru belajar merangkak, ketika berhasil merangkak dua langkah sambutlah dengan tangan dan senyuman.

Ketika si kecil baru belajar bicara dan kesulitannya selama ini mengucapkan huruf R, berilah penghargaan ketika ia bisa melakukannya. Dengan mengangkat lalu menciumnya dan memujinya.

Itu hanya contoh kecil memberikan penghargaan untuk anak.

2. Tak pernah jenuh untuk mengingatkan agar anak berbuat kebaikan

Sobat, anak kecil bukanlah kita. Mereka belum tahu apakah yang dilakukannya berbahaya atau tidak. Bisa saja anak-anak tertarik dengan warna bara api yang dilihatnya dari tukang sate saat memanggang daging.

Ketika di rumah ia melihat ada anak-anak lain bermain api, ia akan tertarik untuk mendekat karena belum tahu panas. Tugas ayah dan bundalah harus mengingatkannya.

Jangan pantang menyerah ketika tiga kali si anak masih saja menangis ketika diajak pergi saat melihat bara api.

Contoh lain, anak yang keranjingan permen karet karena sifatnya yang kenyal mengasyikkan. Dan ia akan menempelkannya di sembarang tempat.

Butuh beberapa kali, berkali-kali untuk memberikan pemahaman apa yang dilakukan itu kurang baik.

3. Sentuhlah anak setiap hari

Menyentuh anak setiap hari ternyata dianjurkan sobat semua. Bertemunya kulit ibu atau ayah dengan anaknya akan berbeda ketika anak bersentuhan dengan orang lain.

Salah satu cara membentuk karakter anak ialah menyentuhnya setiap hari

Menyentuh anak merupakan pekerjaan yang mudah, namun tak sedikit orang tua yang lupa. Alasannya mungkin karena keduanya bekerja setiap hari.

Jika itu yang terjadi, sentuhlah ketika anak mau dititipkan. Pulangnya sentuhlah ketika menjelang tidur malam. Jangan semuanya diserahkan ke pengasuh atau pembantu.

4. Memberikan penjelasan secara santun saat anak melakukan kesalahan

Terakhir ialah berikanlah penjelasan kepada anak dengan tatacara atau aksen yang menyejukkan. Untuk dihargai anak tidak harus melulu memasang wajah garang, kasar dan gerakan yang menakuti.

Dengan penjelasan yang santun dan ramah, si anak akan tetap merasa nyaman ketika dinasihati.

Kiat di atas tentu dilakukan secara beragam. Untuk membentuk karakter anak pertama misalnya, akan berbeda dengan anak bungsu.

Anak pertama cenderung merasa ia yang pertama, ada yang sifatnya tak mau mengalah dengan adiknya. Sementara karakter anak bungsu acapkali minta lebih diperhatikan.

Apa-apa sedikit ia akan gampang menangis. Ketika permintaannya tak dipenuhi karena bahaya miaslnya, ia akan bergulingan. Atau melempar barang yang ada di tangannya.

Begitulah seninya pendidikan karakter anak. Semua orang tua, baik ayah atau ibu pasti mengalaminya. Baik yang memiliki satu anak, dua atau lebih.

Dan bukan kisah atau dongeng ketika di antara semua anak karakternya berbeda-beda. Justru kurang tepat ketika tingkat penerapannya dilakukan sama.

Siswa sekolah dasar tentu lebih bisa berpikir dibandingkan anak TK atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Tingkat kesalahannya juga berbeda. Dan cara menjelaskannya pun berbeda.

Tak apa-apa jika sesekali Bunda agak tegas mengingatkan anak SD saat mereka melakukan kesalahan. Namun dengan ketegasan yang sama jika diterapkan pada anak TK, anak bisa menangis.

Semoga kiat pendidikan karakter anak ini bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel